Pucuk Rebung dan Lebah Bergantung Khazanah Zaman yang penuh Makna
Rebung adalah merupakan tunas bambu muda yang bagi sebagian orang bisa diolah menjadi makanan bercitarasa enak dan istimewa.
Rebung biasanya dimasak gulai dengan santan serta tambahan ikan teri.
Nah, Pucuk Rebung selain sebagai sumber bahan pangan, memiliki makna lain bagi orang Melayu, baik dari sisi filosofi mau pun seni budaya.
Bagi masyarakat Melayu, seni dan budaya adalah kehidupan yang menyatu dengan alam sehingga corak dan seni yang tercipta memadukan unsur alam.
Tak hanya pada ornamen rumah, penggunaan motif Pucuk Rebung juga kerap dibuat pada tenunan kain songket, yakni kain khas Melayu. Motif Pucuk Rebung biasanya ditenun di bagian bawah kain dengan benang emas.
Hiasan Pucuk Rebung memiliki filosofis bagi orang Melayu yang memiliki makna bahwa hidup seseorang harus berguna sepanjang waktu.
Sesuai dengan filosofi bambu, dimana bambu selalu berguna sejak muda (rebung) untuk dimakan, dan saat tua (bambu) sebagai lantai rumah atau bahan bangunan.
Demikian juga halnya dengan Lebah Bergantung, yang digunakan sebagai motif yang dapat ditemukan di tingkap yang menjadi respelang atap rumah orang Melayu atau pada ornamen dindingnya.