Your Cart 3

  • Marketing Course
    Brief description
    $120
  • Strategy Course
    Brief description
    $80
  • Digital Course
    Brief description
    $50
  • Total (USD) $250

Search

Pencak Silat 12 Pasir Putih Jalan Menuju Hakikat

Ditulis oleh Webmaster pada Sabtu 8 Februari 2025 | 09:56

Pencak Silat 12 Pasir Putih, Kedatukan Pantai Cermin, Kesultananan Serdang  adalah salah satu seni budaya bela diri peninggalan leluhur masyarakat adat Melayu pesisir timur. Pencak silat yang dimotori Bajuri sejak kelas 2 SD ini, berkiprah di empat desa sekitar kedatukan Pantai Cermin.

Menurut Baijuri, nama Pancak Silat 12 Pasir Putih Pantai Cermin ini karena dasar silatnya itu adalah jurus silat 12. Untuk nama Pasir Putih sebagai sebuah simbol dari alam untuk menegaskan Pantai Cermin yang pasirnya bersih seperti kaca. Dan penamaan Pantai Cermin karena memang asalnya dari Kedatukan Pantai Cermin. 

Pencak silat ini sendiri berkedudukan di Kampung Besar. Selanjutnya desa ini dimekarkan menjadi empat desa yaitu Desa Pantai Cermin Kanan, Desa Pantai Cermin Kiri, Desa Besar 2 Terjun, dan Desa Sementara. 

Ia menegaskan jika pencak silat Pasir Putih 12 Pantai Cermin sudah ada sejak zaman kesultanan Serdang dan telah menyatu dengan masyarakat. 

Hal ini ditandai dengan guru besar yang disebutnya sebagai Tuan Guru, merupakan orang Kesultanan Deli bernama Pendekar Kolok yang bahkan tetap tersohor hingga saat ini. Sayangnya, ia tidak mengetahui persis nama asli tokoh tersebut. 

Akan halnya perguruan pencak silat yang dikelolanya ini, ia masih agak kesulitan untuk memastikannya secara adat, apakah perkumpulan atau komunitas sehingga sampai saat ini pihaknya belum membuat kelembagaan secara resmi sesuai aturan dari Pemerintah. 

Karena menurutnya, Perguruan Pencak Silat 12 Pasir Putih ini dibentuk karena semangat untuk melestarikan tradisi dan budaya masyarakat yang telah dijaga sejak dahulu kala. 

Sebagaimana diketahui, pencak silat merupakan salah satu cabang olahraga yang ikut dalam berbagai kompetisi yang diselenggarakan oleh Pemerintah dan berafiliasi pada organisasi IPSI. 

Namun ia sendiri agak kesulitan untuk menjadi bagian dari IPSI karena dasar silat yang dipelajari di sanggarnya dan dipelajari sejak dulu yang merupakan tradisi turun-temurun dan disebut Jurus 12, tidak diketahui oleh IPSI. 


Baijuri menyayangkan bahwa sampai saat ini belum ada sebuah lembaga yang bisa menaungi pencak silat sebagai sebuah tradisi dan budaya. 

Untuk latihan sendiri, dikatakan Bajuri, dilakukan di beberapa tempat di empat desa tersebut. Artinya, ada beberapa titik yang mereka jadikan sebagai gelanggang latihan, termasuk di rumah-rumah tokoh masyarakat. 

Ia menjelaskan gelanggang-gelanggang tempat latihan tersebut ada di Dusun 2 Desa Pantai Cermin Kiri, Dusun 3 di Desa Pandai Cermin Kiri,  di Dusun 4 Desa Pantai Cermin Kanan,  di Desa Kuala Lama. Keempat gelanggang itu dijadikan sebagai tempat latihan selama 4 tahun terakhir ini. 

Akan halnya Pendekar Kolo, dikatakan Bajuri, rumahnya berada di Desa Pantai Cermin Kiri. tetapi makamnya berada di Desa Besar 2 Terjun, antara keduanya dibatasi sungai. 

Saat ini murid yang ada di sanggar merupakan murid SD berusia lebih kurang 9 tahun hingga SMA. Karena kalau sudah SMA biasanya karena merasa sudah dewasa mereka tidak lagi latihan silat. 

Untuk siswa yang aktif di Gelanggang Dusun 2 Desa Pantai Cermin Kiri ada 22 orang, di gelanggang Dusun 3 Desa Pantai Cermin Kiri 24 orang, di Dusun 4 Desa Pantai Cermin Kanan 16 orang. Sementara untuk di Desa Kuala Lama saat ini kurang aktif. 

Terkait persyaratan, dikatakan Baijuri, meski pun pencak ini semangatnya adalah melestarikan budaya Melayu, namun tetap terbuka untuk siapa aja yang mau belajar baik beragama Islam mau pun di luar agama Islam serta segala suku. Pihaknya juga pernah bekerja sama dengan pihak lain yang siswanya non Islam. 

Dalam kesepatan tersebut Baijuri mengatakn, bahwa tidak semua jurus bisa dipelajari atau diturunkan kepada siswa, karena ada bberapa yang penguasaannya sangat sulit dipahami orang secara umum.  

Akan halnya silat 12 ini, dikatakannya, merupakan sebuah gerakan yang disyariatkan menjadi sebuah gerak beladiri dan diambil dari 44 An Nasir menjadi 4 gerakan yang merupakan unsur alam yaitu tanah, api, air, dan udara. 

Dari 4 unsur itu disyariatkan menjadi empat perbuatan syariat, 4 perbuatan batin, 4 perbuatan hakikat, sehingga menjadi 12. 

Untuk perbuatan batin, tidak bisa dijelaskan dan tidak bisa ditunjukkan karena sudah masuk kepada ranah agama. Yang bisa ditunjukkan hanya perbuatan syariat karena bisa terlihat dan mudah dijelaskan. 

Seluruh jurus dalam pencak silat yang diturunkan ini digunakan untuk menjaga diri dalam arti bukan untuk di dunia semisal perang atau berkelahi, tapi membela diri saat berpulang nanti ke akhirat agar jangan sampai terjerumus ke neraka atau kepada kesalahan-kesalahan yang nanti berakibat dosa dan menjadi hukuman bagi diri sendiri. 

Pencak Silat 12 sebagai jalan menuju Hakikat 

Nah, dalam bentuk gerak silat syariat, ada prinsip-prinsip yang harus diterapkan.  Kita dijaga sumpah yang mengekang hamba agar senantiasa berbuat benar, berjalan benar, bergerak benar, sehingga bisa berhakikat dengan benar dan terhindar dari dosa baik dari dosa perbuatan pikiran dan hati. 

Ada 99 sumpah yang dilisankan diantaranya tidak boleh berkhianat, minum minuman keras yang dilarang oleh agama, serta durhaka kepada kedua orangtua.  Jadi sumpah ini lebih kepada jalan menuju hakikat yang diambil dari tujuan agama. 

Silat ini mendidik atau mengarahkan anak-anak yang belum baligh menuju kepada pendidikan agama atau masuk kepada agama itu sendiri sehingga mereka bisa mengaplikasikan di dalam kehidupan sehari-hari yang dikawal oleh orangtua dan guru. 


Anak-anak silat ini, katanya, menjadi tanggung jawab seluruh masyarakat yang ada di kampung untuk memantau dan mengawasi. 

Di sanggar mereka dilatih untuk mengolah ketajaman gerak, ketajaman pendengaran, ketajaman penglihatan, dan ketajaman perbuatan. Pelatihan ini akan menghasilkan anak-anak menjadi lebih kreatif. 

Ia meyakini, dengan gerakan silat yang dilatih setiap hari, tanpa disadari, akan menciptakan kecerdasan karena latihan ini lebih memperkuat otot-otot tubuh dan melatih ketajaman indra baik penglihatan, pendengaran, dan lain-lain. 

Pencak silat 12 juga menurutnya bukan untuk dipertunjukkan atau dipertontonkan lebih kepada pengasahan diri agar mereka bisa menghindari namanya kesombongan dan ria. Saat ini aplikasi kegiatan latihan untuk mengisi acara penyambutan orang-orang besar dan menjadi hiburan bagi atau kenduri pesta atau event yang diadakan Pemerintah. 

Ada beberapa jenis gerakan atraksi dalam sebuah pertunjukan tergantung temanya. Karena untuk penyambutan biasanya lebih cenderung kepada tarian beramai-ramai dengan gerakan yang sama dan massal. 

Ada juga atraksi yang tidak terlalu ekstrem yaitu bertarung, biasanya menggunakan senjata tradisional yaitu belati. 

Sanggar ini juga mengajarkan dialog pendekar yang biasanya digunakan dalam acara hajatan pesta perkawinan melalui berbalas pantun. Di mana, pendekar-pendekar yang dibawa Raja Sehari (mempelai pria) akan berhadapan dengan pendekar Tuan Rumah (mempelai wanita). 

Biasanya, sebelum pertarungan, akan terjadi dialog terlebih dahulu melalui pantun-pantun pendekar andalan masing-masing pihak. Salah satu contoh dialog antara keduanya. 

Pihak mempelai wanita 

Wahai tuan dari tanah seberang 

Datang tidak menurut aturan 

Tanah kami tanah bertuan 

Kalau datang jangan sembarangan 

Dijawab mempelai pria 

Wahai tuan yang bijak Lestari

Tentu tuan gagah berani 

Musuh tidak kami cari 

Apabila bersua kami pantang lari