Fita Kumpulkan Pundi-pundi Rupiah dari Camilan Khas Melayu
Beragam jenis kuliner khas Melayu, tak hanya menjadi khazanah budaya semata. Dengan citarasa yang khas, otentik, dan tentu saja lezat, makanan baik itu berbentuk camilan, lauk atau sayuran sebagai ‘teman’ makan nasi, dan lainnya, bahkan juga kerap dinikmati atau menjadi favorit banyak orang dari berbagai suku.
Bukan semata melengkapi daftar kekayaan kuliner tradisional Melayu, sejumlah makanan juga mampu mendongkrak ekonomi sejumlah keluarga, dengan menjadikannya sebagai barang dagangan.
Seperti yang dilakukan oleh Fita, seorang pedagang keliling berbagai jenis camilan khas Melayu. Seperti siang itu, Rabu (25/12/2024) di Desa Besar II Terjun Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara.
Perempuan paruh baya berwajah ramah, mengendarai sepeda motor dilengkapi boks plastik sebagai wadah berpak-pak camilan khas Melayu, di antaranya aneka jenis bubur seperti bubur delima, pulut durian, mi goreng, roti jala, dan makanan lainnya. Sayangnya siang itu, roti jala sudah terjual habis.
Untuk beragam jenis makanan ini dibandrol bervariasi, mulai Rp 5.000 per pak, dikemas menggunakan plastik mika.
Fita menggeluti pekerjaan sebagai pedagang keliling camilan khas Melayu ini sejak enam tahun lalu. Setiap harinya, ia mulai aktivitas tersebut pukul 10.00 WIB hinggga pukul 17.00.
“Kalau sampai jam berapa, ya nggak tentu karena habisnya nggak tentu, kadang cepat kadang lama, tergantung rezeki juga,” ujarnya.
Fita sendiri berbagi tugas dengan sang adik. Ia berperan sebagai penjaja makanan sedangkan adiknya membuat aneka camilan ini.
Dalam kesempatan itu, saya mencoba sejumlah makanan yang dijajakannya, yaitu serabi, bubur delima, pulut durian, dan mi goreng.
Salah satu keistimewaan makanan yang dijajakannya adalah tanpa menggunakan sari gula. Dengan keistimewaan ini, maka cita rasa camilan yang dijajakannya menjadi sangat otentik khas Melayu.
Lihat juga